Arsip

Monthly Archives: September 2012

Apa yang seharusnya dilakukan ketika kita berbeda? Sikap apa yang harus ditanam dalam-dalam saat melihat mereka yang punya pandangan tak sama?

Saya sedang mengantar Bapak ke kantor kelurahan ketika menerima kabar itu: Ma’had al Muslimun, tempat saya belajar sejak saya duduk di bangku SMP dulu, dikeroyok massa. Bagian kiri masjid hancur. Tak ada penjelasan; baik tentang motif maupun akibat lengkapnya.

Sepanjang perjalanan, saya diam.

Saya kemudian tenggelam dalam ingatan tentang insiden Pesantren Robbani. Saya baru beberapa saat pulang kuliah ketika di siang yang panas bulan April itu, Bapak menelepon dari rumah. Kemarin sore, katanya, pesantren ini dirusak warga. Tiga orang yang sedang mengaji di dalamnya tak berdaya menghadapi kepungan sedikitnya tujuh puluh warga bersenjata.

Mereka hanya bisa melihat kaca-kaca yang pecah dan terlukanya dinding serta lantai dalam diam.

Tidak ada takbir atau kalimat thayyibah lainnya saat itu. Hanya ada kecam geram atau dengus tawa manusia yang ternyata susah diajak bicara.

***

Siang itu, berbulan yang lalu, Bapak bercerita tentang kronologi peristiwa Robbani. Mungkin hanya kekagetan yang memenuhi pikiran andai saya jadi mereka. Tanpa kalimat sapa, basa-basi, atau itikad rujuk dengan semangat ukhuwwah, tiba-tiba saja datang kabar dari Polres Jember. Katanya, warga setempat melaporkan hal berikut: bahwa Pesantren Robbani mengaktifkan empat buah speaker keras-keras, dan ini mengganggu kenyamanan warga; bahwa jama’ah Robbani memarkirkan motornya sembarangan, dan itu mengganggu gerak warga sekitar; dan bahwa Robbani diduga mengajarkan ajaran sesat, khususnya dalam hal shalawatan, tahlilan,  dan sebagian tata cara merawat jenazah.

Menerima laporan ini, Polres Jember mengirimkan staf intelnya untuk mengumpulkan informasi. Laporan intel Polres itu, yang belakangan dipaparkan saat mediasi, menjadi pembatal tuduhan yang diarahkan pada pesantren ini. Bahwa empat buah speaker yang dipermasalahkan ternyata bukan milik Pesantren Robbani, melainkan milik warga yang tinggal tepat di sebelah pesantren tersebut.

Bagaimana dengan Read More