Mengingat Mu’tah, mau tak mau kita juga akan mengingat Termopylae. Kedua tempat ini biasa dikaitkan dengan nama Zaid bin Haritsah, Ja’far bin Abi Thalib, Abdullah bin Rawahah, radhiyallahu ‘anhum, serta Leonidas. Tiga nama pertama, seperti yang telah kita ketahui, adalah panglima perang Mu’tah yang ditunjuk secara langsung oleh Rasulillah shallallahu ‘alaihi wasallam. Sementara nama terakhir adalah pemimpin tiga ratus pasukan Sparta melawan terjangan dua ratus ribu pasukan Persia di bawah komando Xerxes.
Syaikh Shafiyyurrahman al Mubarakfury, dalam ar Rahiqul Makhtum, menyebut nama al Harits bin Umair sebagai kurir Rasulullah pada para pemimpin Bushra. Tapi, belum sempat menunaikan misinya, Syurahbil bin Amr al Ghassany tiba menghadang jalannya. Pemimpin al Balqa’, sebuah daerah di wilayah Syam, ini lantas mengikat al Harits. Dibawanya ia ke hadapan Qaishar, penguasa wilayah Romawi. Dan di hadapannya, dengan pongah memenuhi dadanya, dipenggallah leher al Harits bin Umair, radhiyallahu ‘anhu.
Seperti sudah jamak diketahui, di masa itu, pembunuhan terhadap kurir atau pembawa pesan berarti tantangan perang pada pihak lawan. Dan bagi umat yang tak beradab sekali pun, pembunuhan terhadap pembawa pesan itu sudah dianggap sebagai perbuatan keji. Tak termaafkan. Maka, tak heran bila Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam segera menghimpun Read More