Ini adalah alasan yang membuat saya absen mengurus blog ini selama sepuluh hari: UTS dan adanya kewajiban untuk pulang kampung. Maka, jadilah selama beberapa hari ini tidak ada artikel baru yang bisa dinikmati.
Anyway, perjalanan saya ke Jember kali ini ternyata membuahkan bekal buat saya pribadi dari percakapan selama tak lebih dari dua hingga tiga jam dengan ustadz saya di Jember. Sebelum saya bercerita, saya ingin mengungkapkan sebuah hadis yang menggetarkan hati ketika pertama kali saya membacanya.
Telah menceritakan kepadaku Rasulullah Shallallahu ‘alahi wa Salam, bahwa Allah Tabaaraka wa Ta’ala pada hari kiamat akan turun kepada para hamba untuk memutuskan di antara mereka dan masing-masing ummat berlutut. Orang pertama yang dipanggil adalah orang hafal al-Qur’an, orang yang terbunuh di jalan Allah dan orang yang banyak hartanya.
Lalu Allah berkata kepada penghafal al-Qur’an, “Bukankah Aku mengajarimu sesuatu yang Aku turunkan pada rasulKu?” Ia menjawab, “Benar, wahai Rabb.” Allah bertanya, “Apa yang kau amalkan dari ilmu yang diajarkan padamu?” Ia menjawab, “Dengannya, dulu aku bangun shalat di malam hari dan di siang hari.” Allah berfirman padanya, “Kau dusta!” Para malaikat berkata padanya, “Kau dusta!” Allah berfirman, “Tapi kau ingin memperoleh pujian bahwa si fulan ahli baca al-Qur’an dan memang telah kau peroleh pujian itu.”
Setelah itu pemilik harta didatangkan lalu Allah bertanya kepadanya, “Bukankah Aku melapangkan rizkimu hingga Aku tidak membiarkanmu memerlukan kepada siapa pun?” Orang itu menjawab, “Benar, wahai Rabb.” Allah bertanya, “Lalu apa yang kau lakukan dengan apa yang Aku berikan padamu?” Ia menjawab, “Aku menyambung silaturrahim dan bersedekah.” Allah berfirman padanya, “Kau dusta!” Para malaikat berkata padanya, “Kau dusta!” Allah berfirman, “Tapi kau ingin memperoleh gelar bahwa si fulan dermawan dan memang telah kau peroleh gelar itu.”
Kemudian orang yang terbunuh di jalan Allah didatangkan, Allah bertanya kepadanya, “Karena apa kau terbunuh?” Ia menjawab, “Aku diperintahkan berjihad di jalanMu lalu aku berperang hingga aku terbunuh.” Allah berfirman padanya, “Kau dusta!” Para malaikat berkata padanya, “Kau dusta!” Allah berfirman, “Tapi kau ingin memperoleh gelar si fulan pemberani dan memang telah kau peroleh gelar itu.” Setelah itu Rasulullah Shallallahu ‘alahi wa Salam menepuk lututku dan bersabda, “Hai Abu Hurairah, ketiga orang itulah makhluk Allah pertama-tama yang neraka dinyalakan karena mereka pada hari kiamat.” (HR Tirmidzi, Muslim)
Ya. Kali ini kita bicara tentang keikhlasan. Saya merasa harus menulis materi ini karena masalah keikhlasan tak lepas dari amal sehari-hari kita. Sedikit saja dinodai riya’, hanguslah ia. Pernah dengar kisah seorang lelaki yang (terpaksa) berhijrah karena ingin menikahi gadis idamannya yang ikut berhijrah bersama Rasulullah saw ke Madinah? Read More