Di sebuah siang yang lembap, beberapa tahun lalu, saya memutuskan tidak lagi meneruskan draft buku yang pernah saya ceritakan di sini. Alasannya, seperti yang sudah saya jelaskan di tulisan itu, adalah kurang percayanya saya terhadap validitas dan kelengkapan literatur. Dan tersebab menulis tentang Islam adalah sesuatu yang berat, saya memilih mundur. Mungkin saat itu, atau bahkan juga sampai saat ini, saya belum siap untuk menanggung amanah keilmuan seberat itu.
Tema draft tulisan itu adalah persatuan ummat. Tentang kita yang termetafora jadi satu tubuh; tentang kita ketika memelihara kepedulian; dan tentang musabab terkikisnya rasa saling memiliki di antara kita. Ingatan-ingatan tentangnya, pagi ini, kembali terulang setelah beberapa saat mengkaji lagi beberapa hadits tentang iftiraqil ummah (perpecahan ummat).
Oya, saya tidak menuliskan argumen lengkap saya dalam draft tersebut di tulisan ini. Yang ada hanyalah tinjauan syar’i tentang hal-hal terkait dalil-dalil yang dibahas kali ini.
Pembahasan ini biasanya dimulai dengan hadits Read More